HARAPAN DAN KEPASTIAN

Oleh : Muhamad Sodikin

Tidak ada kepastian. Dunia hanyalah sosok labilitas yang menawan. Terkadang pasti, tapi kepastian yang didapat terkadang menipu. Orang yang bijak tidak akan menunggu kepastian, tapi mempertahankan kepastian yang telah ada untuk disulap menjadi kebahagiaan hati.


Sedangkan harapan hanyalah asa yang menyejukkan nafsu dan ego, tapi belum tentu menyejukkan pikiran dan hati. Ketika sesuatu itu tdk sesuai harapan, maka nafsu kita tidak lg tersejukkan dan pikiran pun dipenuhi dg kotornya lubang hina yg makin membesar. Beda kiranya dengan mensyukuri sesuatu yg telah ada dan terlahir sbg produk dr harapan kolektif. Harapan itu tidak menyejukkan nafsu, tp malah membutuhkan kebeningan hati, pikiran dan nafsu untuk menyejukkan harapan itu.

Semua itu terlahir dari secuil perasaan manusia (human feel). Ketika jiwa kita diperbudak perasaan, maka jiwa kita lemah (labil). Tp ketika perasaan kita menjiwai logika yang dibangun rapi atas dasar tarik ulur nafsu dan hati, maka jiwa kit a seimbang (stabil).Perasaan kasih, sayang, cinta dan benci hanyalah produk dari hati yang tidak bisa dibohongi, tp di dlm hati, terdapat hati nurani yg paling asasi yang mengandung sebuah inti tingginya akal budi. Bukan akal-akalan yg sering kita buat dan terkadang didramatisir dg begitu hiperbolisnya.

Aku adalah aku yang berdiri di antara idealisme dan pragmatisme kehidupan. Berdiri tegar namun terkesan lemah dari sisi oportunisnya. Terkadang berpihak, namun terkadang moderat. Haruskah aku berharap kala kepastian di depan mata?

0 comments:

Posting Komentar

ยช